
Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya
asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk
merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang
menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran
pendidikan berkualitas ?. Bahkan ada beberapa PTS yang memainkan
range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai
ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom.
Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut
tidak lulus. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa
memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas
menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan
aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus
menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara
bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan. ( Tata Sutabri S.Kom,MM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar